Nasyiah Makassar mulai membuka mata terhadap isu lingkungan hidup
Nasyiah Makassar mulai membuka mata terhadap isu lingkungan hidup
Nasyiatul Aisyiyah Kota Makasar pikirku hari ini sudah harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya persoalan lingkungan hidup. Faktanya, pada aspek ekologi 'lingkungan hidup', seluruh permasalahan bermuara pada isu stunting, kesehatan, dan isu lainnya.. jadi mengobati tanpa mencabut akar masalahnya tidak akan pernah selesai. Kita 'perempuan membutuhkan lebih banyak air apalagi saat menstruasi. Bayangkan saat kau sedang menstruasi namun tidak ada air bersih disekelilingmu. Rasanya sangat menyiksa.
Kemarin, aku menghadiri Musyawarah Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Makassar untuk pertama kalinya. Aku hadir sebagai ketua cabang Kecamatan Ujung Tanah yang tentunya secepatnya akan mengakhiri masa kepengurusan juga (iyasih sudah 6 tahun berjalan hehe). Pada Musyda kali ini aku memperhatikan dengan seksama, mengingat aku lebih dulu mengikuti Muktamar IPM dan Musywil Aisyiyah Sulawesi Selatan dibandingkan Musyda Nasyiah Makassar, aku jadi mengkomparasi beberapa proses di forumnya. Ada sedikit perbedaan yang menurutku agak janggal, ya tapi itu hal lain yang menjadi proses kader nantinya (beberapa hal lain itu juga menjadi misiku untuk memperbaikinya kedepan sebagai kader tulen perempuan dari Muhammadiyah yang lahir dari rahim ideologis).
Kali ini aku tidak mengkritik proses Musyda Nasyiah Makasar, aku ingin berbicara sedikit tentang gagasan dan muara pikiran seorang kader muda perempuan. Perempuan memiliki peran penting dalam segala aspek kehidupan (laki-laki pun demikian), kita bekerjasama membangun dan menjaga hal yang kita sebut "keseimbangan di muka bumi", meskipun pada akhirnya muncul kaum patriarkis yang seolah menguasai bumi yang dihuni bersama ini (lalu mereka marah ketika feminisme muncul). LOL
Perempuan memiliki peran penting karena tentu dampak yang dirasakan sangat parah. Aku kerap kali menulis tentang EKOFEMINISME di akun instagramku, yap caption yang panjang yang tentu aku yakin tidak banyak orang akan membacanya.
Krisis iklim dapat berdampak lebih besar pada perempuan karena mereka sering kali memiliki ketergantungan ekonomi yang lebih besar pada sumber daya alam yang rentan terhadap perubahan iklim, seperti pertanian. Selain itu, perubahan iklim dapat meningkatkan risiko bencana alam, yang dapat berdampak lebih besar pada perempuan karena faktor sosial dan ekonomi yang ada. Perempuan juga sering kali memiliki tanggung jawab perawatan keluarga dan komunitas, sehingga mereka lebih rentan terhadap ketidakpastian ekonomi dan ketidakstabilan lingkungan.
Krisis air bersih dapat memberikan dampak khusus pada perempuan. Mereka sering kali bertanggung jawab untuk mengumpulkan air, dan jika sumber air terdekat mengalami kelangkaan atau pencemaran, waktu dan tenaga mereka terpakai lebih banyak. Hal ini dapat menghambat kesempatan perempuan untuk mendapatkan pendidikan atau berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, kurangnya akses terhadap air bersih dapat meningkatkan risiko penyakit yang dapat membebani perempuan dengan tanggung jawab perawatan. Oleh karena itu, solusi untuk krisis air bersih seharusnya juga mempertimbangkan dampak khusus pada perempuan dan memastikan keterlibatan mereka dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air.
Mengapa membicarakan air bersih dan perempuan terus-menerus?
Bung, jalan-jalan lah sesekali ke bagian utara di Kota Makassar. Bagian pesisir dengan kepadatan penduduk yang luar biasa dan angka kriminalitas yang sangat tinggi. Kalau kau sudah jalan-jalan kesana bung, pastikan kau tidak kembali lagi, kuyakin itu sangat menyiksamu.
Di daerah utara itu aku bertumbuh bersama ribuan orang yang merasakan teriknya matahari, merasakan banjir dan naiknya muka air laut ketika musim hujan. Disana aku merasakan saat hujan berarti harus menengadah air hujan, dan saat musim kemarau berarti harus menarik gerobak untuk mencari air bersih yang harganya luar biasa per jerigennya.
Ini masih persoalan hujan. belum menyinggung sampah di TPA Antang sana, atau menyinggung sanitasi dan got di Makassar yang ternyata tidak saling terhubung di muara pembuangan.
Jadi, tidak ada alasan untuk menutup mata dan mengatakan bahwa perempuan penting memikirkan solusi stunting dll. Karena akar solusi dari stunting adalah hidup sehat, lingkungan bersih dan lingkungan berkelanjutan dengan asas triple bottom line.
Yap, aku cukup puas saat d Musyda menyampaikan dan menambah isu strategis 'lingkungan' ini menjadi sebuah bidang dan agenda gerakan, aku pun di komisi C menambahkan beberapa rekomendasi untuk Pemerintah Setempat. Selain itu, kemenangan kami dalam suksesi pemilihan formatur membuat kami yakin bahwa kami bisa mengubah dan mengawal arah gerak yang baru ini di Kota Makassar melalui Nasyiatul Aisyiyah.
Lain kali buatKi seminar Peduli Lingkungan di Cabang ku dek. Bagus sekali ini tulisannya.
BalasHapusYuk kak, gas.. wa mka saja hehe
Hapus