Konsumsi ramah lingkungan untuk pebisnis dan kaum mendang-mending

Konsumsi ramah lingkungan untuk pebisnis dan kaum mendang-mending

Kalau di Indonesia beneran ada gak sih model bisnis makanan yang ramah lingkungan? apa iya makanan organik itu valuenya bisa menyinari kaum kebanyakan? atau jangan-jangan marketnya buat kaum mendang-mending aja?

Semenjak ketegangan konflik di negara-negara luar terjadi, peningkatan UMKM utamanya di bidang kuliner mulai bertumbuh dan menemukan titik terangnya. Adanya aksi boikot yang dilakukan secara sadar oleh banyak rakyat di Indonesia terhadap produk-produk yang dipercaya membantu mendanai persenjataan Israel ternyata dampaknya besar. 

Kalau ke mall, biasanya Solaria lebih rame daripada resto sebelah. aku mah sepakat-sepakat aja karena emang nasi goreng sapi cape ijo nya Solaria se enak itu. Tapi seperti moment FTV, aku hampir tidak memiliki foto bersama nasi goreng sapi cabe ijo karena lebih dulu memakannya. Untungnya kak Wahyu mengerti fungsi kamera belakang dan menangkap banyak moment sebelum aku kalap wkwk


Ternyata aksi boikot yang dilakukan oleh kebanyakan orang ini sejalan dengan beberapa aksi komunitas global dalam menciptakan makanan yang sehat, adil, dan ramah lingkungan loh gaes. 

ini aku kasih contoh yang agak kanan, masih di Amerika hehe. Di Michigan, ada sebuah organisasi bernama FoodLab yang didirikan untuk membantu menjalin koneksi, membangun hubungan, meningkatkan bisnis makanan, dan menciptakan peluang untuk ekonomi makanan yang sehat, adil, dan ramah lingkungan. Anggota FoodLab terlibat dalam pembuatan, produksi, distribusi, dan ritel makanan. Banyak dari pemilik bisnis ini adalah pembuat roti dan pedagang kelontong yang memutuskan untuk memberikan dampak yang lebih luas bagi komunitas mereka. Kala pebisnis ayam goreng dan kopi yang udah banyak berselancar di Indonesia biasanya ogah-ogahan bergabung ke FoodLab karena valuenya beda. 

Secara kolektif, FoodLab ini menciptakan pergeseran sistem pangan dari toko-toko kecil dan makanan cepat saji ke ruang komunitas di mana orang-orang datang untuk makan, bersosialisasi, dan berkontribusi pada kedaulatan pangan mereka (yaitu hak atas makanan yang sehat dan sesuai dengan budaya, diproduksi dengan metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan). Bisnis FoodLab Detroit menyelaraskan diri dengan gerakan sosial dan menuntut ekonomi pangan yang lebih berkelanjutan sambil mencari cara-cara inovatif untuk berbagi sumber daya dengan orang lain. 

Bisnis FoodLab Detroit mengikuti gagasan "triple bottom line," sebuah kerangka kerja yang mempertimbangkan dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial. Elemen penting yang berkontribusi pada kesuksesan FoodLab Detroit adalah kemampuannya untuk menyelaraskan diri dengan upaya pangan berkelanjutan yang lebih besar yang terjadi di seluruh negara bagian sebagai cara untuk menyatukan para anggotanya.

Kalau di Indonesia ada ga ya model komunitas bisnis yang sekeren FoodLab ini?
yap, ada. bisnis makanan organik.. meskipun mereka tidak berjejaring secara aktif, namun embrio bisnis mereka memiliki kesamaan nilai, yakni nilai "keberlanjutan" dan "kesehatan".

Ada banyak bisnis makanan yang mengkampanyekan nilai "organik" dalam sistem pangan mereka yang sayangnya hanya menyasar kaum menengah keatas untuk sadar terhadap value kesehatan. kok bisa dikatakan menyasar kaum tertentu? ya karena harganya mahal. 

Kalau di Makassar, mau beli salad harus ngeluarin duit puluhan ribu, kalau beli burger cukup 8ribuan aja. burgernya biasanya pake daging olahan yang dijual di pasar, rotinya di goreng dengan mentega yang kebanyakan, plus bungkusnya pake kertas minyak, abis itu diplastikin lagi. 
atau kalau mau beli jus mangga, ada harganya 5 ribu tapi ternyata itu sachetan, bukan buah asli. kita baru bisa minum jus yang asli kalau bayarnya 20 ribuan. 

Kalau mau makan burger dengan selada yang banyak, harganya mahal, tapi kalau burgernya double patty biasanya lebih murah di abang-abang yang keliling malam hari bawa gerobak putih. 

Komentar

Postingan Populer