Growth Mindset dan Analogi Longsor yang akhir-akhir ini ramai

Siang tadi aku memulai langkah awal (setidaknya ini terulang beberapa kali), seperti kadar imanku yang kadang naik-turun gak karuan.

Aku sering menonton konten soal growth mindset, sejam kemudian aku mengaku jadi orang paling produktif, namun sesaat tiba di rumah, aku kehilangan mindset itu. seolah prokrastinasi adalah jalan paling nyaman dan mudah yang bisa diakses oleh hidupku.

Pasca kandasnya hubungan asmaraku dengan seorang developer, aku merasa kurang semangat menjalani hidup, seolah hidup ini tentang cinta dan aku yang harus ada disisinya. Padahal, dia ada ataupun tidak, aku masihlah menjadi Lia Asmira yang dikenal orang-orang. 

Namun kadang cinta memang se-ber efek itu. Mungkin bukan tentang cinta yang hilang, tapi tentang mindset yang inkonsisten saat berpapasan dengan kondisi hati yang naik turun. Seolah saat jatuh cinta, kau yang awalnya growth mindset langsung berubah menjadi fix mindset. Tapi aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan siapa-siapa. ini tentang kesiapan dan kedewasaan menerima kondisi. mungkin aku belum siap menjalin benang berwarna merah muda karna benang merahku terlalu tebal. 

Aku memulai sekali lagi hidupku, memulai rutinitas yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. hidup dengan lebih mencintai diriku. Aku memulai mencari coach dan mentor yang bisa membantuku mengarahkan hidupku. Semua orang butuh mentor, setidaknya itu hal yang aku pahami saat ini, belajar sendirian sungguh menyebalkan.
Aku menonton video pertama kak Sadad, salah satu coach yang aku percaya akhir-akhir ini. Ia menceritakan bagaimana Growth Mindset itu menjadi sebuah pondasi hidup yang bisa menuntun kita dalam membangun jati diri dan personal branding. Tapi aku tidak akan memandang mindset ini sebagai sebuah pegangan hidup yang sederajat dengan kitab suciku. Aku menganalogikan Growth Mindset sebagai akar tunggang yang terdapat pada pohon dengan dataran tinggi di kecuraman lereng yang sangat curam. Mengapa pohon? aku mengingat pohon setelah berkelana selama sepekan menjelajahi sulsel, #berkelanadiapril penuh tantangan, ada banyak berita longsor, beberapa lokasi longsor kami lewati, adapula longsoran yang terjadi sesaat kami lewat. Yang berusaha aku sampaikan adalah, peristiwa longsor tidak serta merta terjadi tanpa klausul. Curah hujan yang tinggi, pergerakan tanah, faktor penutupan lahan dan kondisi  konservasi tanah yang mengakibatkan terjadi erosi hingga longsor. 

Jika tanah tidak kuat menopang aktifitas, maka tanah akan bergeser atau jatuh ke bawah. Jika tanaman tidak mampu mengikat tanah dan air, maka tanah akan bergeser atau jatuh ke bawah

Diksi ini menjadi analogi paling masuk akal perihal growth mindset dalam pondasi hidup. Sebelum memulai langkah yang besar, kita butuh mengubah mindset kita agar memandang apapun dengan lebih terbuka. Langkah yang besar tidak akan bertahan lama jika mindset kita tidak berkembang juga. 

Makassar, 18 April 2024
Terima kasih     

Komentar

Postingan Populer