Jika aku patah hari ini
Berhenti untuk menyusun tujuan
Mengasah skill futuristik membuatku sering membuat visi dan tidak pernah selesai melaksanakan itu, namun langsung mengubahnya dan berharap visi yang kubuat selanjutnya jadi lebih baik.
siklus itu terus-terusan terjadi.
hingga saat ini aku merasa cukup pada satu kesimpulan, "aku lelah bermimpi". aku lelah membuat mimpi lalu berusaha mewujudkannya lagi, siklus itu terus berulang dan mulai melukai mentalku perlahan-lahan.
aku sangat lelah dan putus asa..
aku ada pada titik merindukan rumah dan ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja.
aku paham ini adalah tantangan di perantauan. tapi apakah tantangannya seberat ini? atau setidaknya bisakah aku menerima satu hal, menerima seseorang yang bisa menjadi teman hidupku atau tempat aku bertukar cerita dan keresahan yang lebih intim.
ujian di perantauan memang sangat berat ya.
ngomong-ngomong, menulis di blog akan lebih diterima kan? karna tidak ada orang yang akan membaca blok.
Komentar
Posting Komentar